Kamis, 14 Oktober 2010

Biologi - Jaringan Pada Hewan



Jaringan Pada Hewan

Setiap makhluk hidup Multiseluler tersusun atas
banyak sel, di mana sel–sel tersebut akan
terdiferensiasi dan terspesialisasi membentuk
jaringanjaringan.
Dalam perkembangan berikutnya, dari jaringan
jaringan tersebut akan terbentuk organ yang akan
menyusun suatu sistem organ yang akan berperan
penting dalam kehidupan organisme multiseluler,
khususnya hewan.




A. Jaringan Epitelium

luar maupun dalam. Jaringan ini
dapat berasal dari perkembangan lapisan
ektoderma, mesoderma dan endoderma.
Jaringan ini juga memegMerupakan jaringan penutup permukaan tubuh,
baik itu sebelah ang peranan penting dalam
pertukaran zat antara lingkungan di luar tubuh dan
di dalam tubuh

Jaringan epitelium dapat dibedakan
berdasarkan jumlah lapisan dan bentuknya, maupun berdasarkan struktur dan fungsinya , yaitu :


a. Jumlah Lapisan & Bentuk
b. Struktur & Fungsi




a. Jumlah lapisan dan bentuk 

Selsel jaringan ini berbentuk seperti ubin dengan batas tak teratur. Berfungsi sebagai tempat pertukaran zat, baik menuju atau keluar dari tubuh. Terdapat di lapisan dalam pembuluh kapiler dan pada alveolus paruparu.

Epitel. Selapis Pipih

Epitelium ini berbentuk kubus atau seperti dadu. Jika dilihat dari permukaan, selsel penyusunnya tampak seperti rumah tawon. Jaringan ini dapat ditemukan pada permukaan ovarium, kelenjar tiroid dan tubulus ginjal.

Epitel Selapis Kuboid

Epitelium ini memiliki bentuk menyerupai epitelium kubustetapi epitelium ini memiliki sel penyusun yang lebih panjangJarigan ini dapat ditemukan pada oviduk ( dengan silia ) dan pada usus serta kantung empedu ( tanpa silia ).
Epitel Selapis Batang

Sesungguhnya jaringan epitelium ini hanya selapis, tetapi karena selsel penyusunnya memiliki panjang yang berbeda, maka jaringan ini tampak terdiri dari banyal lapis sel.
Epitel Berlapis Semu

Epitelium ini umumnya ditemukan pada kulit, vagina dan esofagus. Khusus di daerah vagina dan esofagus, jaringan ini selalu basah.

Epitel Berlapis Pipih

Epitelium jenis ini, umumnya dapat ditemukan pada kelenjar keringat, kelenjar ludah, dan folikel ovarium yang berkembang.

Epitel Berlapis Kuboid

Seperti yang ditunjukkan pada gambar di samping, jaringan epitelium berlapis batang dapat ditemukan pada permukaan uretra pada pria


Epitel Berlapis Batang

bentuk dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Epitelium jenis ini dapat ditemukan dalam kandung kemih. Ketika kandung kemih terisi penuh oleh urin, maka epitelium ini akan berbentuk pipih. Namun, bila kandung kemih hanya terisi sedikit urin, maka jaringan ini akan berbentuk kuboid.
Epitel Transisional



b.Struktur & Fungsi

Berdasarkan Struktur dan Fungsinya, jaringan epitelium dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Jaringan Epitelium Penutup
2. Jaringan Epitelium Kelenjar




1.Jaringan Epitel Penutup

berperan dalam melapisi permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga atau bagian dalam dari saluran yang terdapat di dalam tubuh.

2.Jaringan Epitel Kelenjar

Berdasarkan ada tidaknya saluran untuk menyalurkan sekretnya, Jaringan Epitelium Kelenjar dapat dibedakan menjadi 2, antara lain : Kelenjar Endokrin dan Kelenjar Eksokrin.

a. kelenjar eksorin

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang memiliki saluran untuk menyalurkan sekretnya. Zat sekret yang dihasilkan dapat berupa enzim, keringat, atau ludah. Kelenjar eksokrin uniseluler, misalnya : sel goblet ( sel penghasil mukus pada usus halus dan saluran pencernaan ). Sedangkan, kelenjar eksokrin multiseluler dapat dibedakan menjadi 8 macam ( akan dijelaskan lebih lanjut ).

b. kelenjar endoktrin

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran untuk menyalurkan sekretnya, oleh sebab itu, kelenjar ini disebut juga sebagai kelenjar buntu. Sekret yang dihasilkan oleh kelenjar ini langsung di salurkan pada pembuluh darah. sekret yang dihasilkannya umumnya berupa hormon. Contoh kelenjar endokrin, antara lain : kelenjar tiroid, kelenjar pituitari, kelenjar timus, kelenjar paratiroid, dan lain – lain .

B. JARINGAN  IKAT
Jaringan ini merupakan jaringan yang selalu berhubungan dengan jaringan atau organ lainnya. Jaringan ini memiliki beberapa fungsi, antara lain :
Melekatkan suatu jaringan dengan jaraingan lainya 
   

Membungkus organ lainnya
Mengisi rongga di antara organ
Menghasilkan imunitas



Komponen Utama
Secara umum, setiap jaringan ikat tersusun atas 3 komponen utama, antara lain : sel, serabut, dan zat dasar.

MACAM JARINGAN IKAT
Jaringan ikat dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu jaringan ikat yang bersifat biasa ( jaringan ikat biasa ) dan jaringan ikat yang bersifat khusus ( jar. ikat khusus )


1. Jaringan ikat padat

Jaringan ini bernama demikian karena memiliki susunan serat (terutama kolagen ) yang padat. Jaringan ini dapat dibedakan menjadi 2, antara lain : jaringan ikat padat teratur dengan berkas kolagen yang tersusun searah ( tendon ) dan jaringan ikat padat tidak teratur dengan berkas kolagen yang tersusun menyebar membentuk anyaman kasar (lapisan bawah kulit). 

2. Jaringan ikat longgar

Susunan serat jaringan ini bersifat longgar. Jaringan ini memiliki fungsi antara lain : sebagai medium penyokong, pengisi ruang di antara organ, mengelilingi elemen jaringan lain, dan menyediakan nutrien bagi elemen jaringan yang diselubunginya ( jaringan di bawah epitelium dan sekeliling kapiler ). Contohnya adalah jaringan lemak atau adiposa ( pada lapisan di bawah kulit ).
3. Jaringan ikat khusus

Jaringan ikat khusus dapat dibedakan menjadi 3, antara lain : jaringan tulang rawan, jaringan tulang sejati, dan limfe.
a. jaringan tulang rawan

Disebut juga kartilago. Jaringan ini bersifat kuat dan lentur. Tersusun atas sel tulang rawan ( kondrosit ) yang terdapat dalam rongga kecil ( lakuna ). Memiliki fungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi. Jaringan ini tidak mengandung saraf dan pembuluh darah. berdasarkan kandungan matriksnya, jaringan ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Tulang rawan healin
Tulang rawan ini mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna bening kebiruan. Umumnya tulang rawan ini dapat ditemukan pada cakram epifis, ujung tulang rusuk, dan permukaan tulang di daerah persendian.
2. Tulang rawan elastis
Tulang rawan ini mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Tulang rawan elastin banyak ditemukan di daun telinga, epiglotis, dan bronkiolus.
3. Tulang rawan fibrosa
Tulang rawan fibrosa tersusun atas serabut kolagen yang padat dan kasar. Dapat ditemukan pada simfisis pubis (pertemuan tulang kemaluan).

JARINGAN TULANG SEJATI
Jaringan ini disusun oleh osteosit yang terletak dalam lakuna. Osteosit tersebut berasal dari osteoblas. Osteosit tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamela. Osteosit saling berhubungan melalui kunalikuli. Jaringan ini lebih keras dari jaringan tulang rawan, karena matriksnya mengandung kolagen dan zat anorganik. Jaringan ini juga mengandung osteoklas yang mampu menghasilkan kolagenase dan enzim proteolitik yang berfungsi dalam merombak dan mengatur bentuk tulang. Berdasarkan ada tidaknya rongga dapat dibedakan menjadi 2.
Tulang Kompak
Pada tulang ini terdapat sistem Havers ( unit penyusun tulang yang terdiri dari 4 – 20 lamela ) yang tersusun konsentris mengelilingi saluran havers yang mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai nutrien untuk menghidupi tulang. Dapat ditemukan pada bagian tengah tulang panjang.
Tulang Bunga Karang
Tulang ini tidak memiliki sistem havers, tetapi tersusun atas trabekula tulang yang saling berhubungan satu sama lain. Contohnya adalah bonggol tulang dari tulang panjang.
Darah & Limfe
Merupakan jaringan yang berasal dari jaringan mesenkim. Darah terdiri atas : plasma darah, sel darah merah / eritrosit ( mengangkut oksigen dan karbon dioksida dalam darah ), sel darah putih / leukosit ( sebagai pelindung terhadap benda asing ), dan keping darah / trombosit ( berperan dalam pembekuan darah ). Umumnya sel darah dibentuk dalam sumsum tulang, kecuali limfosit dan monosit yang terbentuk pada kelenjar limfe. Limfe itu sendiri merupakan cairan yang dikumpulkan dari jaringan dan kembali ke darah.

C. Jaringan Otot 
Jaringan ini berfungsi dalam pergerakan organ atau bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi, karena terdapatnya serabut kontraktil yang tersusun atas filamen aktin dan miosin. Jaringan ini dapat dibedakan menjadi 3 : otot lurik, otot rangka, dan otot jantung.
Otot Polos
Disebut demikian karena serabut kontraktilnya tidak memantulkan cahaya berseling, sehingga sarkoplasma ( sitoplasma dalam sel otot ) tampak polos atau homogen. Sel otot polos berbentuk gelendong dengan 1 inti pipih di tengah sarkoplasma.otot ini ditemukan pada alat dalam, sehingga disebut otot visera. Contohnya : pada lambung, usus, dan pembuluh darah. memiliki persarafan autonom yang bekerja tidak di bawah kesadaran. Kontraksi otot ini lambat, tetapi tidak cepat lelah.
Otot Rangka
Disebut pula otot lurik, karena serabut kontraktilnya memantulkan cahaya berseling gelap ( anisotrop ) dan terang  (isotrop ). Sel otot rangka berbentuk silindris dengan banyak inti di tepi sarkoplasma. Merupakan otot volunter ( bekerja di bawah sadar ). Mampu berkontraksi cepat, tetapi mudah lelah. Umumnya melekat pada rangka, pada lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma.
Otot Jantung
Otot ini hanya terdapat dalam jantung. Tersusun atas serabut lurik yang bercabang dan saling berhubungan, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dari otot rangka dengan 1-2 inti di tengah sarkoplasma. Memiliki diskus interkalaris ( pertemuan dua sel yang tampak gelap pada mikroskop. Bersifat involunter, kuat dan berirama.

D. Jaringan saraf
Jaringan ini berfungsi untuk menerima dan memindahkan rangsangan. Sel penyusunnya terdiri atas 2 bagian, yaitu badan sel ( neurit / perikarion ) dan prosesus ( penjuluran sitoplasma ) yang dibedakan menjadi : dendrit ( penjuluran pendek yang menerima sinyal dan menyampaikannya ke badan sel ) serta akson ( penjuluran panjang penghantar impuls ke neuron lain atau organ efektor ). Sebagian besar, akson diselubungi oleh sel penyokong yang disebut sel schwann. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi 3.